Crab Mentality adalah fenomena psikologis di mana ketika ditempatkan satu ekor kepiting di sebuah wadah (ember, baskom, dll), kepiting tersebut akan mencari cara untuk keluar dan berhasil keluar dengan mudah. Sementara, apabila kamu menempatkan banyak kepiting dalam satu wadah, ketika satu kepiting ingin keluar, kepiting lainnya yang berada di bawah akan menariknya kembali dalam wadah.
Ada pelajaran menarik yang bisa kita dapat dari Crab Mentality, bahwa sebetulnya, fenomena seperti ini juga mungkin terjadi pada manusia. Pernahkah kamu, ketika berada di “puncak” ada orang lain yang sengaja untuk menarik kamu kembali ke “bawah” sehingga kamu tidak bisa berkembang lagi dalam kehidupan? Jika pernah, maka kamu berada di lingkungan yang salah, mereka mempunyai mentalitas kepiting.
Sebelum lanjut, kamu bisa baca ini: Adolf Merckle, Miliarder yang Bunuh Diri Karena Bangkrut
Definisi crab mentality atau mentalitas kepiting mengacu pada fenomena banyak kepiting dalam satu ember, di mana ketika kepiting lain ingin keluar, yang lain menariknya untuk tetap di ember. Fenomena psikologis ini juga bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari manusia, di mana ada orang yang ingin membuat orang lain “terjatuh” agar tidak bisa menggapai kesuksesan atau mengembangkan kehidupan.
Untuk mengenal lebih dalam konsep crab mentality ini, kita perlu melihat akar permasalahan psikologis. Studi telah menunjukkan bahwa iri dan cemburu memainkan peran yang sangat penting dalam fenomena ini, karena banyak orang merasa “terancam” atau kesal atas kesuksesan yang dicapai oleh orang lain, membuat ‘banyak orang’ ini melakukan sabotase terhadap kehidupan mereka.
Baca juga: Mengenal Fenomena Keajaiban di Sungai Han dan Ekonomi Korea Selatan
Contohnya di masyarakat sudah seringkali kita lihat. Bahkan di lingkungan terdekat kita, di keluarga misalnya. Pastinya ada suatu momen di mana kamu memiliki teman yang sangat sukses, bisnisnya menjamur menjadi perusahaan multinasional, dia punya istri yang cantik dan anak yang lucu, dia bisa sekolah ke luar negeri. Apakah pernah terbesit di dalam pikiranmu, “kenapa ya kok hidup dia enak banget, bisa jadi orang kaya dan jalan-jalan ke luar negeri?”. Kalau kamu pernah memikirkan hal itu, maka kamu sudah ada gejala terjebak ke dalam fenomena crab mentality.
Jika terus berlanjut obsesimu terhadap kompetisi kepada orang yang lebih sukses, yang ada kamu malah semakin iri dan dengki atas setiap hal yang temanmu lakukan. Dia sudah sangat sukses, sehingga kamu mencari cara agar bisnisnya bangkrut dengan sabotase terhadap pesaingnya, atau dengan membuatnya terjatuh ke jurang terdalam, supaya dia bisa selevel lagi dengan kamu. Inilah yang disebut dengan fenomena crab mentality atau mentalitas kepiting, dan implikasinya dalam kehidupan ini sangat bahaya sekali sob!
Baca juga: 7 Strategi Meningkatkan Penjualan UMKM yang Terbukti Ampuh
Tapi, dari mana mentalitas kepiting ini berasal? Apakah ini masalah sosial atau masalah individual? Kenapa ada orang yang iri dan dengki terhadap kesuksesan orang lain? Jawabannya adalah masalah ini merupakan kombinasi keduanya. Lingkungan sosial masyarakat telah menekan kita untuk menjadi pribadi yang mementingkan kompetisi, bahkan sejak sekolah saja kita didoktrin bahwa persaingan semakin ketat, hanya ada beberapa jalan menuju kesuksesan. Dari premis inilah muncul ke dalam benak pikirannya untuk memikirkan segala cara untuk sukses, atau bahkan membuat orang lain tidak bisa mencapai ke puncak kesuksesan.
Doktrin ini juga semakin diperparah dengan kehadiran media sosial. Contoh saja, mintor sudah seringkali melihat di platform TikTok dan Instagram, orang-orang yang sengaja memamerkan kekayaannya. Misal, punya rumah mewah di PIK, punya mobil Pagani, atau pamer saldo rekening. Bisa dibayangkan, jangkauan jutaan orang, apakah semuanya setuju dan mendukung konten-konten seperti itu? Pasti di antaranya ada yang iri ataupun cemburu. Bukannya memotivasi malah yang ada orang-orang semakin gencar melakukan “kampanye” untuk keuntungan mereka sendiri, tidak peduli jika prosesnya akan merugikan orang lain.
Walaupun demikian, fenomena crab mentality juga merupakan masalah individual. Kita sendiri sebagai manusia tentunya pernah merasa ketidakadilan, atau iri, atau tidak senang terhadap pencapaian orang lain. Tidak mungkin ada orang yang hidupnya lempeng-lempeng aja, bahkan orang terkaya sekalipun masih memiliki rasa iri dan cemburu. Ini sebenarnya ada dalam jati diri setiap manusia, kita harus bisa introspeksi diri dan menerima dengan lapang dada pada situasi yang tidak bisa kita kontrol.
Baca juga: Apa itu Vendor dan Mengapa Perusahaan Membutuhkannya?
Apabila kita sudah memiliki gejala mengikuti fenomena psikologis crab mentality ini, ada baiknya mengikuti tips berikut ini.
Langkah pertama untuk menghadapi crab mentaliy adalah dengan mengenali diri sendiri. Kita harus bisa overcome rasa insecure atau tidak percaya diri dan menghadapi setiap ketakutan yang ada dalam kehidupan. Tidak semua kehidupan bisa berjalan mulus, ada tantangan, dan dari tantangan itulah kita belajar proses kehidupan, bagaimana menjadi pribadi yang lebih dewasa, bagaimana menjadi orang yang lebih bermanfaat.
Jangan sampai ketakutan dan rasa insecure itu menjadi api untuk rasa cemburu dan iri hati, atau perilaku negatif lainnya. Dengan mengenali insecurity dan ketakutan itu, kita bisa meningkatkan kesadaran diri sendiri untuk bisa menangkis crab mentality dan membuat kita pribadi yang lebih suportif kepada orang lain.
Baca juga: Apakah Indonesia Akan Mengalami Housing Bubble?
Mindset ini yang terpenting, karena proses mengubah kebiasaan dan mindset membutuhkan waktu yang cukup lama. Banyak dari kita percaya bahwa sukses itu terbatas hanya untuk sebagian orang dan pada parameter tertentu, misal, harus kuliah ke luar negeri agar sukses, harus punya banyak “teman” agar sukses, atau harus merantau ke luar kota atau luar negeri agar sukses.
Sukses adalah pandangan subjektif, setiap orang memaknai kesuksesan dengan perspektif yang berbeda. Ada orang yang menganggap dirinya sudah sukses apabila sudah memiliki rumah dan mobil. Ada pula orang yang menganggap dirinya sudah sukses apabila kariernya sangat bagus. Dan tidak sedikit yang menganggap kesuksesan dengan memiliki bisnis yang menjamur dan stabil.
Sukses tidak pernah ada batasnya. Setiap orang bisa sukses dengan caranya sendiri. Yang terpenting dalam diri kita memikirkan strategi dengan matang, menjalani kehidupan sebagaimana mestinya, dan tidak pernah iri ataupun dengki terhadap orang lain.
Ketika kita ubah mindset bahwa sukses sebenarnya “unlimited”, maka kita akan mengubah pandangan sekeliling kita dan lebih suportif terhadap kesuksesan orang lain, karena sejatinya kita juga bisa sukses dengan cara kita masing-masing.
Proaktif mendukung dan menyemangati orang lain menjadi salah satu kunci untuk menghadapi fenomena crab mentality. Kita harus belajar untuk membangun lingkungan dan interaksi sosial yang positif, di mana orang-orang akan saling menyemangati dan mendukung orang lain, dalam karier, dalam bisnis, dan dalam kehidupan.
Perbaiki kualitas hidup kita untuk tidak asal menjudge apalagi menyabotase orang lain. Belajarlah untuk saling mendukung, karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. Barangkali, orang yang kamu dukung itu bisa membuat diri kamu sukses juga, misal dengan menjadi partner atau vendor bisnis mereka.
Jadi, mentalitas kepiting atau crab mentality adalah mindset negatif yang harus kita hilangkan jika ingin hidup lebih bahagia dan lebih fokus menggapai kesuksesan tanpa merugikan orang lain. Pertanyaannya tetap: apakah kamu akan menjadi agen perubahan yang tidak terpengaruh oleh crab mentality? Atau kamu akan menyabotase kehidupan orang lain?
Menarik untuk dibaca: Ternyata Gaji CEO di Silicon Valley Sampai Rp 280 Miliar!