Saat ini sudah mulai membludak serangan malware pada institusi perusahaan ataupun organisasi, tentunya sebagai pengusaha, kamu menginginkan data karyawan, klien, dan data lainnya aman. Tapi, bagaimana caranya agar terhindar dari serangan malware? Atau setidaknya meminimalisir potensi kehilangan data akibat serangan tersebut? Mari kita bahas lebih lengkap.
Baca juga: 7 Strategi Marketing Bisnis di TikTok
Pengusaha adalah orang-orang yang sangat konservatif terhadap asetnya, mulai dari menginstalasi CCTV di rumah, mempunyai personal bodyguard, dan lain-lainnya. Tapi, pernahkah pengusaha berpikir apa yang akan terjadi apabila handphone atau komputernya yang terhubung dengan aset bisnis dibajak oleh orang lain? Inilah masalahnya.
Dunia cybersecurity memang sangat kompleks, malware atau dikenal sebagai malicious software adalah program komputer yang dirancang untuk mengeksploitasi atau merusak sistem komputer yang dibajaknya. Malware tidak hanya bisa mencuri data, seperti password dan informasi kartu kredit, tapi juga bisa menginfeksi seluruh jaringan komputer dan mengenkripsi komputer atau alat elektronik lainnya supaya tidak bisa dipakai.
Itu bukan bagian terburuknya. Bahkan, malware bisa masuk ke dalam sistem alat elektronik milikmu melalui media apa saja, mulai dari email, website yang berisi malware, .apk mecurigkan, hingga flashdisk. Berdasarkan laporan dari Kaspersky Lab, jumlah serangan malware terhadap korporat meningkat tajam sejak tahun 2020, di mana terjadi peningkatan 6x lipat jumlah percobaan penyerangan terhadap sistem komputer milik perusahaan.
Jadi, apa yang bisa dilakukan untuk bisa mengamankan data ini dari serangan hacker ataupun malware? Ini dia langkah-langkahnya.
Baca juga: 5 Bahasa Pemrograman untuk Buat Aplikasi Android dengan Mudah
Langkah pertama adalah mengedukasi para staf dan juga jajaran manajer untuk membiasakan diri dalam memproteksi data diri mereka. Hal tersebut bisa dimulai dengan membrowsing pada browser yang aman, menggunakan software antivirus, dan mengedukasi staf agar tidak asal klik link ataupun mendownload aplikasi.
Karena, prevalensi terjadi serangan malware ini mayoritas disebabkan oleh kelalaian karyawan. Bisa jadi mengklik tautan yang berbahaya dan dapat menginfeksi seluruh jaringan komputer yang ada di kantor. Alasan ini juga didasari oleh laporan Kaspersky Lab yang menunjukkan bahwa mayoritas staf masih belum memahami langkah yang baik dalam mengamankan aset-aset perusahaan dari serangan malware.
Mengedukasi staf saja tidak cukup. Karena sejatinya, hacker pun semakin pintar dalam mengembangkan malware yang tersembunyi. Atau mencoba melakukan bypass terhadap sistem keamanan perusahaan. Itu sebabnya, kamu memerlukan sistem otentikasi berlapis.
Misalnya, pada akun-akun utama yang biasa digunakan untuk membalas atau mengecek email seperti akun Google. Ataupun bisa dilakukan juga pada akun eCommerce untuk bisnis. Gunakanlah sistem otentikasi berlapis, menggunakan 2FA Authentication, menggunakan kode yang dikirim ke handphone, dan menggunakan USB drive khusus pengunci.
Hal seperti ini dapat meminimalisir risiko terjadinya serangan malware sehingga bisnis kamu dan aset-asetnya tetap aman.
Setidaknya, jika bisnis kamu terkena malware dan datanya tidak bisa diakses, dengan melakukan backup, kamu dapat memulihkan data tersebut. Inilah pentingnya untuk melakukan backup data secara reguler, mintor rekomendasikan setidaknya sehari satu kali.
Selain itu, penting juga untuk berjaga-jaga, seperti misalnya dengan melakukan backup pada beberapa platform penyimpanan sekaligus. Misalnya, kamu bisa backup aset atau data perusahaan di hard disk, di cloud seperti Google Drive dan Dropbox, atau juga pada server komputer perusahaan.
Intinya, buat cadangan itu sangat penting dan harus diingat untuk selalu dilakukan upload file cadangan setiap satu hari sekali.
Selalu lakukan update atau pembaharuan secara berkala untuk aplikasi dan software yang sering dipakai dalam bekerja. Misalnya, sistem operasi Windows harus rajin diupdate firmware, kemudian browser juga harus sering diupdate, dan driver-driver lainnya juga harus sering di-update.
Kegunaannya apa? Tentu saja para pengembang ini memahami bahwa setiap aplikasi memiliki celah keamanan. Oleh karena itulah, secara berkala, developer akan selalu mengupdate aplikasi mereka dengan tujuan keamanan. Jadi, sering-sering mengupdate aplikasi ataupun software serta driver agar aset ataupun data kamu terjaga dengan aman dan terhindar dari serangan malware.
Kita tidak pernah mengetahui apakah software yang didownload sembarangan dari situs bukan resmi sudah aman atau belum. Apalagi untuk perusahaan skala besar, setidaknya berinvestasi pada produk atau software original untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
SDM terkait dengan cybersecurity memang tidak begitu banyak apalagi di Indonesia. Tapi, orang-orang tersebutlah yang mengerti cara mengkonfigurasi sistem keamanan jaringan yang benar, kemudian melakukan pemeliharaan sistem secara berkala agar aset atau data perusahaan tetap aman terjaga.
Baca juga artikel menarik lainnya: Fenomena Psikologis Crab Mentality: Iri dengan Kesuksesan Orang Lain